Zaman sekarang, di tengah gempuran game, gadget, dan konten digital, minat baca anak makin menurun, apalagi kalau disuruh baca sastra klasik. Buku-buku tebal, bahasa kuno, paragraf panjang—buat anak, ini bisa terdengar kayak “hukuman” dibandingkan hiburan. Padahal, sastra klasik adalah harta karun literasi, yang bukan cuma indah dari segi bahasa, tapi juga kaya akan nilai budaya, moral, dan sejarah.
Makanya, tugas kita bukan sekadar menyuruh anak membaca buku sastra klasik, tapi menciptakan strategi yang bikin mereka tertarik, menikmati, dan akhirnya terbiasa.
Melalui artikel ini, kita bakal bahas strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik yang gak membosankan. Cocok buat guru, orang tua, pustakawan, bahkan komunitas literasi yang ingin memperkenalkan dunia sastra klasik ke generasi muda dengan cara yang fun, natural, dan meaningful.
1. Mulai dari Cerita yang Relevan dengan Dunia Anak
Strategi pertama dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik adalah pilih buku yang relevan dengan dunia mereka. Jangan langsung sodorin buku berat dan asing. Mulailah dari kisah-kisah klasik yang punya tokoh seumuran mereka atau cerita yang masih nyambung dengan pengalaman masa kecil.
Contoh buku sastra klasik yang cocok:
- “Laskar Pelangi” – meskipun bukan klasik dalam pengertian lama, tapi nilai dan gaya bahasanya kuat
- “Si Pitung” atau “Malin Kundang” versi sastra – mengangkat tokoh rakyat dengan pesan moral
- Cerita rakyat dalam bentuk sastra – misalnya, kumpulan cerita dari daerah seperti “Bawang Merah Bawang Putih”
Cara pendekatannya:
- Diskusikan karakter yang mirip dengan mereka: misalnya, tokoh yang suka sekolah, nakal, atau suka berpetualang
- Hubungkan dengan situasi modern: “Kalau Malin Kundang ada zaman sekarang, kira-kira dia main TikTok gak?”
Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, memulai dari cerita yang dekat bikin rasa ingin tahu muncul lebih alami.
2. Gunakan Versi Adaptasi atau Ilustrasi yang Memikat
Gak semua anak kuat langsung membaca naskah asli sastra klasik. Maka dari itu, dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, gunakan versi adaptasi atau buku bergambar sebagai jembatan awal.
Jenis adaptasi yang bisa digunakan:
- Komik klasik: seperti “Siti Nurbaya” dalam bentuk manga
- Buku bergambar: menyederhanakan bahasa tapi tetap mempertahankan alur asli
- Buku cerita bergaya modern: menyesuaikan diksi agar mudah dipahami anak
Keuntungan:
- Anak tidak merasa ‘terintimidasi’ dengan jumlah halaman
- Visual membantu mereka memahami alur dan tokoh
- Meningkatkan engagement lewat warna dan gaya cerita
Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, adaptasi bukan berarti menghilangkan nilai—tapi cara agar anak bisa masuk dulu ke dunianya.
3. Bangun Kebiasaan Membaca Harian Lewat Rutinitas Ringan
Kebiasaan itu gak bisa instan. Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, buat rutinitas membaca jadi bagian dari kegiatan harian anak—tanpa tekanan.
Cara membuat rutinitas membaca:
- 5 menit baca sebelum tidur: gak usah langsung 1 bab, cukup beberapa paragraf
- Morning reading challenge: 10 menit baca sebelum sekolah dimulai
- Baca bareng keluarga: 1 hari dalam seminggu baca bareng di ruang tamu
Tips:
- Pilih satu waktu dan tempat khusus untuk membaca agar jadi ritual
- Tempelkan kalender baca di kamar dan tandai setiap kali selesai membaca
- Gunakan sticky note warna-warni untuk menandai bagian favorit
Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, rutinitas kecil lebih efektif daripada paksaan besar.
4. Kaitkan Isi Buku Sastra Klasik dengan Isu Kekinian
Anak zaman sekarang peduli banget sama isu-isu kekinian: lingkungan, keadilan sosial, persahabatan, bullying, dll. Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, hubungkan tema dalam buku dengan topik yang sedang tren.
Contoh:
- “Siti Nurbaya” ➜ relevan untuk bahas soal hak memilih pasangan dan patriarki
- “Layar Terkembang” ➜ bicara soal pendidikan perempuan
- Cerita rakyat ➜ kaitkan dengan moral, integritas, dan kejujuran
Aktivitas:
- Diskusi: “Kalau tokoh ini hidup di tahun 2025, apa yang akan ia lakukan?”
- Tugas menulis: “Buat surat dari tokoh klasik ke influencer zaman sekarang”
- Debat ringan: “Apakah Malin Kundang salah atau ibunya yang terlalu keras?”
Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, hubungan dengan realita bikin cerita klasik terasa hidup dan relevan.
5. Libatkan Anak dalam Proyek Kreatif Setelah Membaca
Anak suka eksplorasi, bukan hanya baca dan diem. Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, gunakan aktivitas kreatif sebagai cara mengolah ulang cerita yang mereka baca.
Ide proyek:
- Buat komik dari bab favorit
- Tulis ending alternatif
- Buat profil tokoh: zodiak, makanan favorit, atau playlist Spotify versi mereka
- Reka ulang adegan pakai boneka atau mainan
Keuntungan:
- Anak terlibat secara aktif dan imajinatif
- Cerita sastra jadi lebih personal
- Anak gak merasa “belajar”, tapi “bermain”
Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, aktivitas kreatif bikin buku sastra gak lagi terasa jadul atau membosankan.
6. Jadikan Anak Bagian dari Klub Buku atau Komunitas Membaca
Anak lebih semangat kalau mereka gak sendirian. Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, bikin mereka merasa jadi bagian dari komunitas yang membaca bareng.
Format klub buku anak:
- Diskusi 1 bab per minggu
- Voting buku sastra klasik yang ingin dibaca
- Sesi “berbagi favorit”: anak cerita bagian mana yang mereka suka
- Main kuis karakter dari cerita klasik
Tips membuat komunitas seru:
- Berikan pin, stiker, atau sertifikat untuk partisipasi
- Ajak mereka membuat konten singkat tentang buku di medsos (misalnya, “Buku Minggu Ini”)
- Libatkan orang tua dan guru untuk support
Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, kegiatan kolektif menciptakan ikatan emosional terhadap buku dan proses membaca.
7. Gunakan Audiobook atau Cerita Bergaya Teater Radio
Buat anak yang sulit fokus baca tulisan panjang, audiobook atau storytelling audio bisa jadi solusi. Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, variasi media bantu menyesuaikan gaya belajar anak.
Cara menggunakan:
- Dengarkan audiobook sambil anak membuka bukunya
- Gunakan gaya “radio drama” untuk membacakan cerita
- Tantangan: rekam ulang bab tertentu dengan suara mereka
Keuntungan:
- Meningkatkan daya dengar dan kosakata
- Cocok untuk anak auditory learner
- Bisa dilakukan sambil bersantai atau dalam perjalanan
Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, audio story bisa jadi jembatan antara cerita lama dan gaya belajar modern.
8. Tampilkan Cerita Sastra dalam Bentuk Drama atau Pertunjukan
Anak suka tampil dan bermain peran? Nah, manfaatkan itu! Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, drama bisa membuat cerita terasa nyata dan menyenangkan.
Ide pentas:
- Drama sederhana di kelas atau ruang tamu
- Monolog tokoh: anak memilih satu karakter dan menyuarakan isi hatinya
- Drama digital: bikin video pendek dengan narasi klasik
Manfaat:
- Meningkatkan pemahaman isi cerita
- Melatih interpretasi dan empati terhadap tokoh
- Memberi pengalaman langsung terhadap nilai sastra
Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, drama menghidupkan cerita di atas kertas menjadi pengalaman nyata.
9. Libatkan Buku Sastra Klasik dalam Tugas Sekolah Sehari-hari
Daripada membuat membaca jadi tugas tambahan, kenapa gak sekalian masukkan dalam kegiatan akademik? Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, integrasi dalam kurikulum bisa jadi solusi efektif.
Contoh integrasi:
- Tugas bahasa Indonesia: analisis karakter dari cerita klasik
- Tugas seni budaya: ilustrasi cover buku sastra klasik
- Tugas IPS: latar budaya dan nilai sosial dalam cerita
Tips:
- Diskusikan nilai-nilai cerita secara lintas pelajaran
- Kolaborasi antar guru untuk menyusun proyek tematik
Dalam strategi membiasakan anak membaca buku sastra klasik, penanaman nilai sastra bisa melekat kalau diulang dari berbagai sudut pandang.
10. Penutup: Membaca Sastra Klasik adalah Cara Menanamkan Jiwa dan Budaya
Membiasakan anak membaca buku sastra klasik bukan berarti memaksa mereka menyukai masa lalu. Sebaliknya, ini adalah cara menanamkan nilai, empati, dan pemahaman budaya yang dalam.
Anak yang terbiasa membaca sastra klasik:
- Punya imajinasi yang kaya
- Memahami nilai luhur dan budaya bangsa
- Terbiasa membaca kalimat panjang dan mendalam
- Punya sensitivitas bahasa dan logika cerita
Karena sastra klasik bukan soal membaca teks lama, tapi soal mengenal siapa kita, dari mana kita datang, dan bagaimana kita bisa lebih baik sebagai manusia.
Recap Strategi Membiasakan Anak Membaca Buku Sastra Klasik:
- Pilih cerita yang dekat dan relevan dengan dunia anak
- Gunakan versi adaptasi, komik, atau bergambar
- Buat rutinitas baca harian secara ringan
- Hubungkan isi cerita dengan isu kekinian
- Libatkan anak dalam proyek kreatif
- Ajak bergabung dalam klub baca atau komunitas
- Gunakan audiobook dan media audio
- Tampilkan cerita lewat drama atau pertunjukan
- Masukkan buku sastra dalam tugas sekolah
- Jadikan sastra klasik sebagai cara mengenalkan nilai dan budaya